Tanissa Puti Rahmadiva, pendiri Bumi Kreasi Jatiluhur, menerima penghargaan atas aksi nyata bela negara yang terfokus pada pengelolaan gulma eceng gondok. Proyeknya berjudul "Implementasi Bela Negera melalui Pemanfaatan Gulma Eceng Gondok menjadi Kerajinan, Pupuk, dan Briket sebagai wujud aksi bela negara."
Bumikreasi jatiluhur mendapat penghargaan sebagai salah satu Eco-Innovators stafsus presiden RI bidang sosial dan dimuat dalam buku buatanya (Diaz Hendropriono : Dangerous HUmans)
Bumi Kreasi Jatiluhur tampil dalam program I-Pedia Trans TV, menampilkan inovasi kerajinan dari eceng gondok dan produksi green briquettes sebagai solusi kreatif ramah lingkungan yang memberdayakan masyarakat
Bumi Kreasi berhasil mengekspor tas dari eceng gondok ke Finlandia, memperkenalkan produk kerajinan tangan Indonesia yang ramah lingkungan di pasar Eropa. Tas ini menggabungkan estetika tradisional dan fungsi modern.
Founder Bumi Kreasi Jatiluhur dipercaya sebagai Ambassador Duta Sapulidi (Satuan Pendidikan Peduli Edukasi) untuk DAS Citarum di Provinsi Jawa Barat. Peran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di sekitar DAS Citarum. Sebagai ambassador, founder Bumi Kreasi Jatiluhur berfokus pada edukasi pengelolaan limbah dan pemberdayaan masyarakat melalui inovasi ramah lingkungan, seperti pembuatan kerajinan, pupuk organik, dan green briquettes. Melalui peran ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap kebersihan DAS Citarum dan terinspirasi untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Pelatihan yang diikuti oleh 300 peserta bersama Kemenparekraf RI sukses diliput di TV One, menyoroti upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan keterampilan kerajinan dan inovasi ramah lingkungan.
Bumi Kreasi Jatiluhur berhasil masuk dalam media cetak online dan koran nasional, menyoroti inovasi produk ramah lingkungan seperti tas eceng gondok dan green briquettes yang mendukung pemberdayaan masyarakat.
Bumi Kreasi Jatiluhur berpartisipasi dalam fashion show di Brunei Darussalam, menampilkan koleksi busana unik berbahan eceng gondok. Acara ini memperkenalkan karya ramah lingkungan Indonesia dan meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan.